Anak (Kahlil Gibran)

About Children

Lalu seorang Ibu dengan bayi dalam dekapan datang mengajukan sebuah pertanyaan:

Bicaralah pada kami tentang anak keturunan.

Maka jawabnya:

Anakmu bukan milikmu.
Mereka putera-puteri Sang Hidup yang rindu pada diri sendiri.
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau, mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
Berikan mereka kasih-sayangmu, heart tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu, sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah raganya, tapi tidak untuk jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam impian.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka, namun jangan membuat mereka menyerupaimu.
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur, pun tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian,
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan sukacita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat,
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.

Kahlil Gibran

Jadikan Facebook Tempat yang Aman Untuk Anak

About Children, Culture

Kita semua udah sering denger tentang mulai banyaknya anak remaja wanita yang hilang gara-gara Facebook.. rata-rata ABG yang lagi kasmaran.. Ok.. beberapa dari kita tentunya tertawa mendengar berita ini.. tapi saya yakin, tidak untuk orang tua yang memiliki anak perempuan yang masih ABG dan punya FB juga..

Dilihat dari usianya, ABG disaat itu memang sedang bekembang.. mencari jati diri, mulai menyukai pasangan.. dan.. ingin diakui (eksis) di lingkungannya.. singkatnya.. mereka masih labil dan mudah dipengaruhi..

Melarang mereka untuk tidak menggunakan FB akan sangat sulit.. karena banyak warnet tersebar.. mereka pun butuh internet untuk mengerjakan tugas sekolahnya.. FB sudah bisa diakses melalui HP.. mungkin mereka punya komunitas yang sehat di account FB nya.. Bingung ya.. Sama saya juga.. saya belum pernah punya anak seusia itu.. tapi saya punya adik, sepupu dan keponakan yang sering saya perhatikan via FB ini..

Dari beberapa tabloid yang saya baca, ada beberapa tips yang mungkin berguna..

Satu
Mungkin sudah saatnya orang tua ikut memiliki FB sendiri.. 🙂

Dua
Ikut online bareng dan nanya ini-itu.. biarin pura pura bego juga.. :p Kalo si anak ga mau online bareng ya.. biarin aja.. kita masih bisa memantau dengan cara yang lebih kreatif.. hehehe..

Tiga
Kasih pengertian tentang manfaat dan efek samping berinternet.. terutama tentang setting privacy di FB, remove orang yang ga dikenal.. tolak orang asing yang minta di add.. termasuk penggunaan webcam ketika chating apalagi dengan orang asing.. ow iya.. photo-photo seksi sebaiknya jangan disuruh dipajang karena bisa menarik perhatian juga..

Empat
Etika ketika update status dan memberi komentar.. Baru baru ini ada kasus seorang anak di bogor yang ditahan karena menjelek-jelekan temannya via FB.. dia divonis dua setengah tahun penjara.. Nah lho!

Lima
Alihkan aktivitas anak ke aktivitas outdoor dan bikin itu sesuatu yang menyenangkan..

Eh, yang ke Enam nih..
Umm.. cari cara bagaimana  supaya kita tau anak kita janjian ama orang ngga dikenal di FB.. Beda lho, kita kenal orang di dunia nyata dan meiliki FB dengan orang yang dikenal melalui FB kemudian ketemu di dunia nyata..

Apalagi ya.. udah dulu deh..
Hmm.. repot ga sih jadi orang tua? ^_^

Sumber :

http://female.kompas.com/read/xml/2010/02/09/10422483/Cegah.Predator.Online.Anak

http://female.kompas.com/read/xml/2010/02/09/10523298/Trik.Aman.Internetan.untuk.Anak

http://female.kompas.com/read/xml/2010/02/09/11410466/Agar.Anak.Tak.Jadi.Target.Kejahatan.Siber

Tentang Kanker Pada Anak

About Children, Health, Science

Kanker adalah kata yang sangat menyeramkan bagi siapa pun. Jika seseorang telah divonis menderita penyakit ini, tentu yang tebersit dalam pikiran adalah harapan hidup yang semakin menipis.

Namun demikian, anggapan menyeramkan ini tentu tak sepenuhnya benar. Apabila kanker dapat terdeteksi secara dini, maka peluang utuk sembuh semakin besar. Selain itu, harapan kesembuhan bagi anak-anak yang mengidap kanker relatif besar, bahkan bisa sampai 100 persen.

Seperti dungkapkan Kepala Hematologi Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof Djajadiman SpA (K) di Jakarta, Selasa (15/7), kanker pada anak-anak agak berbeda dengan kanker yang menyerang orang dewasa.

” Kanker pada anak dapat timbul sejak lahir atau setelah melewati usia bayi. Tak seperti kanker pada orang dewasa, kanker pada anak dapat disembuhkan hingga 100 persen kalau ditemukan masih dalam stadium awal. Tetapi pada orang dewasa, ada kemungkinan kanker dapat kambuh lagi,” Djajadiman menjelaskan.

041310pIa menambahkan, kasus kanker pada anak saat ini mencapai sekitar 3 persen dari seluruh kejadian penyakit kanker. Secara umum, ada beberapa jenis kanker yang  menyerang anak-anak, seperti kanker darah (leukimia), kanker otak, kanker bola mata (retinoblastoma), kanker kelenjar getah bening, kanker saraf, kanker kelenjar otot, dan kanker tulang.

“Tetapi kalau diurutkan dari sekian banyak, hanya dua jenis kanker yang paling sering ditemukan, yakni leukemia dan kanker bola mata,” jelasnya.

Menurut data Organisasi Kanker Anak Dunia, kasus leukimia mencapai 25-35 persen dari seluruh kanker anak. Angka kejadian tertinggi dilaporkan terjadi pada usia 3-6 tahun dan lebih banyak menyerang anak perempuan. Sementara retinoblastoma adalah kanker yang banyak ditemukan di negara berkembang pada anak-anak usia 5 tahun ke bawah.  Angka kematian akibat penyakit ini mencapai 50-60 persen karena umumnya penderita datang terlambat atau sudah dalam stadium lanjut.

Sulit dikenali

Menyoal gejala-gejala awal timbulnya kanker, Prof Djajadiman menjelaskan, kanker pada anak-anak agak sulit dikenali karena mereka seringkali tidak merasakan atau menceritakan keluhannya.

“Namun begitu, ada tanda-tanda umum yang harus diwaspadai oleh orangtua.  Dengan mengenal gejala ini, orangtua dapat lebih lanjut mengonsultasikannya kepada dokter,” ujarnya.

Untuk kanker darah atau leukemia, lanjut Prof Djajadiman, gejala yang biasa muncul adalah anak kurang bergairah, lesu, dan lemah akibat penurunan kadar haemoglobin.  Gejala lain adalah demam dengan frekuensi tinggi akibat menurunnya kadar sel darah putih dan munculnya bintik-bintik berwarna biru atau merah akibat perdarahan, serta perut mengeras karena hati dan limpa membengkak.

“Karena prosesnya terjadi di tulang belakang, biasanya juga disertai rasa nyeri di tulang belakang pada malam hari.  Kadang juga ada benjolan di leher,” katanya.

Sementara gejala retinoblastoma pada anak, lanjut Prof Djayadiman, lebih sulit lagi diketahui karena gejala awalnya tidak tampak. Gejala ini biasanya ditandai dengan adanya bintik putih pada bagian mata yang berwarna hitam.  Kalau sudah bintik putih tersebut membesar,  kemudian akan memantulkan cahaya yang masuk ke mata atau juga sering disebut mata kucing.

“Jadi karena ada reflek cahaya, tumor itu seperti bersinar. Tapi ini menandakan bahwa kanker ini sudah tidak terlalu dini,” terangnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, bila gejala-gejala itu ditemukan pada anak sebaiknya orangtua segera membawanya ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya supaya dokter bisa membantu memastikan apakah anaknya terserang kanker.

Masih belum pasti

Mengenai penyebab kanker pada anak, Prof Djajadiman menyatakan hingga kini belum diketahui secara pasti oleh para ahli. Fakta ini pula yang menyebabkan upaya pencegahan kanker anak sulit dilakukan.

“Namun disinyalir penyebabnya adalah adanya pengaruh faktor genetik, seperti kelainan atau cacat  gen yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkendali. Inilah yang menyebabkan kanker anak sulit dicegah. Karena jelas berbeda dengan kanker pada dewasa yang timbulnya bisa karena faktor perilaku dan gaya hidup,” paparnya.

Mungkin bila suatu hari nanti penyebabnya dapat diketahui, Prof Djajadiman berpendapat, kanker pada anak dapat diatasi dengan metode terapi. “Terapinya mungkin dalam bentuk terapi gen dan bukan terapi untuk pencegahan,” katanya.

Pola makan yang sehat bagi anak-anak dapat mencegah timbulnya kanker pada usia balita dan anak. Karena itu, spesialis anak dari RSCM, dr. Maria Abdulsalam, Sp.A(K) menghimbau para orang tua untuk membiasakan pola hidup sehat di tengah-tengah keluarganya, terutama dalam hal konsumsi makanan bagi anak-anak.

Berbagai penelitian menyebutkan penyakit yang mematikan ini bisa dicegah, kata Edi. Selain menghindari konsumsi junk food, pemberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan tidak mengonsumsi makanan yang diawetkan (dalam kaleng) dan mengandung pestisida akan menurunkan risiko menderita kanker hingga 21 persen.

“Selain hindari makanan yang banyak mengandung zat pewarna, makan banyak vitamin A dan vitamin C dari buah-buahan dan sayur-sayuran,” ujar Maria dalam presentasinya di Seminar Kanker Anak yang diadakan oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), Rabu (26/3).

Maria juga sempat menjelaskan bahwa sifat kanker yang diderita baik oleh anak maupun orang dewasa bukan kumulatif, artinya bibit kanker bisa muncul kapan saja oleh karena faktor-faktor penyebabnya, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

“Maksud saya, kanker yang dialami oleh orang dewasa bukan berarti bibitnya sudah ada sejak dia anak-anak tapi tidak terdeteksi. Itu bisa muncul kapan saja karena faktor-faktor yang tadi saya sebutkan. Risiko anak terkena kanker pun itu memang sering disebabkan karena keluarganya punya riwayat kanker,” ujar Maria.

Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan seseorang menderita kanker meliputi pengaruh bahan kimia, sinar radiasi, pemakaian obat, infeksi virus dan makanan. Maria menambahkan faktor-faktor pencetus kanker yang berasal dari lingkungan dapat dikendalikan dengan penerapan pola hidup sehat oleh para ibu bagi keluarganya.

(sumber : http://www.kompas.com – rangkuman)

Televisi

About Children

Televisi (TV) sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat kita. Banyak informasi dan hiburan yang bisa didapatkan melalui media audio visual ini.
Makin maraknya TV Swasta membuat masyarakat semakin dimanjakan dengan berbagai program yang ditayangkan baik dari dalam maupun luar negeri.
Namun sangat disayangkan bahwa perkembangan dunia pertelevisian Indonesia tidak diimbangi dengan perkembangan kualitas tayangan yang disuguhkan oleh TV swasta. Program acara ditentukan dengan tingkat rating pemirsa tanpa melihat dampak yang mungkin muncul untuk masyarakat sendiri. Program-program tayang seperti; mistis, kriminal, sinetron, gosip dan acara-acara yang berisikan kekerasan sempat menjamur dan menjadi konsumsi favorit pemirsanya, bahkan menurut saya diantaranya adalah tayangan yang bersifat ‘pembodohan’.
Penempatan jam tayang serta pemasangan simbol “17+; BO” dan lain sebagainya tidak membantu banyak untuk mengurangi dampak acara tersebut untuk dikonsumsi orang yang belum dewasa, mengingat sebagian besar masyarakat kita  mampu memiliki TV lebih dari satu dan setiap anggota keluarga memiliki TV sendiri di kamarnya.

Image_1 Menurut pengalaman saya pribadi, bila kita menyaksikan suatu tayangan, apalagi dilengkapi dengan teknologi visual efek yang canggih yang membuat tayangan tersebut seolah-olah nyata, kita seperti terhipnotis oleh tayangan tersebut. Kita seperti berada di antara kenyataan dan hayalan ketika tayangan tersebut selesai. Tak jarang gambar-gambar dan adegan-adegan tersebut muncul kembali dalam ingatan kita ketika kita sedang melakukan aktifitas. Tayangan TV sepertinya dapat berpengaruh besar terhadap memori otak kita. Seperti virus, mungkin.
Oleh karena itu, program acara yang sekiranya bisa menimbulkan dampak negatif bagi pemirsa, terutama anak anak, sebaiknya dikurangi atau bahkan dihilangkan. Saya yakin, TV swasta tidak akan kehilangan pendapatannya karena menurut saya masih banyak banyak acara-acara yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat kita.
Mungkin saya naif, tapi saya sendiri lebih menyukai acara yang berisikan perkembangan science dan teknologi dan menyadari bahwa negara kita sudah sangat tertinggal hampir di segala bidang.
Ada sebuah tips menarik yang saya dapat dari seorang sobat.. Di dalam satu keluarga, sebaiknya hanya ada satu TV saja karena TV bisa menjadi sebuah alat pemersatu keluarga 🙂

Dampak dan pengaruh TV bagi anak-anak bisa dibaca disini:
tuberose

Anak

About Children

Lalu seorang Ibu dengan bayi dalam dekapan datang mengajukan sebuah pertanyaan:
Bicaralah pada kami tentang anak keturunan.
Maka jawabnya:
Anakmu bukan milikmu. Mereka putera-puteri Sang Hidup yang rindu pada diri sendiri. Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau, mereka ada padamu, tapi bukan hakmu. Berikan mereka kasih-sayangmu, heart tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu, sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri. Patut kau berikan rumah raganya, tapi tidak untuk jiwanya, sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam impian. Kau boleh berusaha menyerupai mereka, namun jangan membuat mereka menyerupaimu. Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur, pun tidak tenggelam di masa lampau. Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur. Sang Pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian, Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya, Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat. Meliuklah dengan sukacita dalam rentangan tangan Sang Pemanah, Sebab Dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat, Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.

Kahlil Gibran